setetes pengetahuan lebih baik dari pada seribu koin emas.... ^_^Hello! Myspace Comments

Selasa, 19 Juli 2011

Kisah Sahabat Mush'ab bin Umair RA

Dikota Mekkah, hidup seorang pemuda yang begitu tampan, penampilanya begitu rapi, indah dan wangi bau badannya. Tak ada pemuda yang seberuntung dia, hidup enak  tidak kurang suatu apapun. Kedua orangtuanya yang merupakan salah satu orang terpandang di kota tersebut mendidiknya dengan baik, memberinya segala yang diperlukannya bahkan apa yang tidak ia perlukan pun dapat ia peroleh. Keluarganya adalah keluarga yang terpandang seantero kota mekkah dengan kekayaan dan jabatan yang mereka sandang dikalangan pemuka-pemuka Quraisy. Tak ayal banyak pula wanita-wanita yang memimpikannya berharap menjadi pendampingnya, bahkan  banyak kamu lelaki yang iri melihat dirinya. Pemuda itulah yg kita kenal bernama MUSH'AB BIN UMAIR, seorang sahabat yang semasa hidupnya sebelum ia mendapatkan hidayah masuk islam ia adalah pemuda terhormat seantero mekkah. Ayahnya bernama Umair bin 'abdu manaf, ia adalah seorang yang terkenal kedudukan dan kekayaan di kaumnya, sedangkan ibunya bernama khunnas, ia sangat menyayangi putranya, mendidik puntranya dengan sangat baik dan memberikannya pakaian yang sangat indah. kedua orangtuanya ini memberikan segalanya buat putranya tersebut, kekayaan, wibawa dan pangkat mush'ab peroleh dengan kasih sayang kedua orang tuanya. Hingga Rosulullah SAW pun berkata "ku lihat tak seorang pun di mekkah yang lebih baik rupanya, lebih tinggi kedudukannya dan lebih nikmat kehidupannya dari mush'ab bin umair". Dan ketika orang-orang mekkah melihatnya, sambil menunjuk ke arahnya mereka berkata "itu mush'ab bin umair, tak ada seorang pun sekaya dan senikmat dia", mereka sambil mencium-cium bau wangi yang tercium darinya.


Hari-hari ia jalani dengan kehidupan yang nyaman, nikmat dan tentram., tak kenal susah, kesuliatan, dan tak pernah baginya merasakan kerasnya kehidupan di mekkah pada saat itu. Hingga suatu hari, ketika ia sedang menuju ke arah tempat ibadah (tempat penyembahan patung-patung), ia bertemu dua kelompok pemuda.  kelompok pertama mengajaknya berburu, karena memang sudah menjadi kesenangan pemuda mekkah pada waktu itu adalah berburu, tapi ia menolak Karena ia tidak suka melihat darah-darah hewan buruan. Kelompok kedua mengajaknya bersenang-senang, mabuk-mabukan dan berjudi, tapi ia menolak , ia tidak ridho akalnya hilang di meja perjudian dan minum-minuman keras. Kemudian ia melanjutkan perjalanannya. hingga saat ia sudah dekat dengan tempat ibadah tersebut, ia mendengar percakapan antara para pemuka dan tokoh kaum quraisy menentang keberadaan Rosulullah yang datang membawa syariat baru yang bertentangan dengan apa yang selama ini mereka anut. Mereka terlihat sangat marah dengan keberadaan Rosulullah tersebut. Dia dapat mempengaruhi para kaum lemah menjadi kuat, menyamakan orang-orang miskin dengan orang2 kaya, merubah agama dan keyakinan yang mereka anut selama ini. Berbagai macam orang berkumpul disekitarnya, baik mereka adalah para budak yang sengsara maupun para orang merdeka yang lemah turut mengikuti ajarannya. maka dari itu, Mereka para tokoh dan pemuka quraisy tersebut merasa hal ini harus segera ditindak lanjuti agar terjadi hal yang tidak mereka inginkan.
Setelah mendengar hal tersebut, mush'ab langsung merubah arah tujuannya menuju ke rumah Al Arqom bin abil arqom. Ketika sampai, tanpa ragu ia mengetuk pintu rumah. Para kaum muslimin tertegun melihat siapa yang datang. Padahal dakwah yang dilakukan saat itu masih secara sembunyi-sembunyi. Akan tetapi, tak lama kemudian hilanglah kekagetan kaum muslimin dengan masuk islamnya mush'ab bin umair. Dan mush'ab berharap perkara ini dirahasiakan agar kedua orangtuanya tidak mengetahuinya. Akan tetapi, tanpa ia sadari ada seseorang yang melihat mush'ab ketika sedang sholat mengikuti sholatnya Rosulullah SAW, dan melaporkan perihal tersebut kepada ibundanya, ia mengatakan bahwa mush'ab telah martad dan mengikuti agama Muhammad.

Mendengar kabar seperti itu, ibunda mush'ab hilang akal sehatnya, seakan-akan dunia menjadi gelap di hadapan matanya. Tapi ia masih belum percaya, ia akan menanyakan hal ini langsung pada putranya tersebut ketika ia datang nanti. Saat mush'ab datang dan ibundanya bertanya tentang perihal tersebut. Ia menjawab dengan tegas, "benar, apa yang ibunda dengar adalah benar dan agama Muhammad tersebut agama yang benar, ibu harus mengikutinya juga karena agama tersebut benar, agama yang menjauhkan pengikutnya dari 'adzab hari kiamat kelak bu!!!" tapi ibundanya tidak mau mendengarkannya. ibunya menganggap ia telah terpengaruhi oleh rosul tersebut. Setiap saat ibunda beserta ayahandanya selalu berusaha membujuk mush'ab agar ia kembali ke agama nenek moyangnya hingga kedua orang tuanya tersebut membatasi ruang geraknya sampai-sampai ia tidak lagi mengenyam kekayaan dan kedudukan yang dulu biasa ia nikmati sebelum ia masuk islam. Tapi semua itu tidak menggoyahkan imanya, tanpa ragu ia lalui kehidupannya dengan sabar karena kuatnya iman yg telah berakar pada hatinya. Kian hari kian ketat penjagaan kedua orangtuany, mereka berharap semoga putranya melupakan Muhammad dan agamanya. Tapi yang namanya pemuda akan selalu berpegang teguh pada apa yang ia yaqini kebenarannya, walaupun didepannya banyak halangan. Hingga suatu hari, Rosululllah SAW meminta kaum muslimin untuk berhijrah ke kota habasyah dan mush'ab termasuk dalam kelompok tersebut, agar terhindar dari kemungkaran para kaum quraisy.

Sekembalinya kaum muslimin dari habasyah, mush'ab terlihat sangat kurus, dirinya terlihat sangat miskin dan sengsara berbeda sekali dengan mush'ab yang dulu. Suatu hari ia datang kepada Rosulullah SAW dan duduk bersama para sahabat yang lain untuk mengikuti pengajian. Ketika para sahabat melihatnya datang, mereka menundukan kepala mereka, seketika itu Rosulullah SAW menyambutnya dengan sangat baik seraya berkata :"segala puji bagi Allah, yang telah membolak-balikkan dunia beserta penghuninya. Dulu aku melihat seorang mush'ab, tak seorang pun dari kamu quraisy yang senikmat dia ketika berada dalam naungan kedua orangtuanya, dan sekarang Allah telah mengelurkannya dari kenikmatan tersebut dan membawanya ke dalam kebaikan dan cinta kepada Allah dan Utusan-Nya".

Begitulah sayyidina mush'ab bin umair RA memulai lembaran keimanannya. Ia rela berpaling dari kenikmatan dunia menuju kepada keridhoan Allah SWT dan Rosulullah SAW.


pustaka : diterjemahkan dari diktat Al Azhar University fakultas ushuludin mata kuliah Ushul dakwah tingkat pertama.

1 komentar:

  1. bagus man.. klo bisa perbanyak ya posting terjemahan dari diktat al azhar. biar bisa kecipratan ilmunya.. makasih man. Singgih

    BalasHapus